Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid
Dalam banyak pertemuan di majlis, seringkali yang dijadikan hidangannya adalah menggunjing umat Islam. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang hal tersebut, dan menyeru agar segenap hamba menjauhinya. Allah menggambarkan dan mengidentikkan ghibah dengan sesuatu yang amat kotor dan menjijikkan. Allah berfirman :
- "Artinya : Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.
Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ?
Maka tentulah kamu merasa jijik dengannya". (Al-Hujurat: 12)
- "Artinya : Tahukah kalian apakah ghibah itu ? "Mereka menjawab :
"Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. "Beliau bersabda :"Yaitu engkau
menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya." Ditanyakan : "Bagaimana
halnya jika apa yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku ? "Beliau
menjawab : "Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu, maka engkau
telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat
padanya maka engkau telah berdusta atasnya". (Hadits Riwayat Muslim,
4/2001)
- "Artinya : Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan
daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan
riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan
saudaranya". (As-Silsilah As-Shahihah, 1871)
- "Artinya : Barangsiapa menolak (ghibah atas) kehormatan saudaranya,
niscaya pada hari kiamat Allah akan menolak menghindarkan api Neraka dari
wajahnya". (Hadits Riwayat Ahmad, 6/450, hahihul Jami'. 6238)
No comments:
Post a Comment