Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
MENGENAL ISLAM
Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.
Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.
I. Tingkatan Islam
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :
- Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa "Laa Ilaaha Ilallaah" (Tiada sesembahan yang haq selain Allah) dan Muhammad adalah Rasulullah.
- Mendirikan shalat.
- Mengeluarkan zakat.
- Shiyam pada bulan Ramadhan.
- dan Haji ke Baitullah Al-Haram.
Firman Allah Ta'ala.
- "Artinya : Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia,
dengan senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para
malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia.
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al-Imraan : 18)
Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
- "Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada
kaumnya : 'Sesungguhnya aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah,
kecuali Tuhan yang telah menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan
menunjuki'. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada
keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada tauhid)". (Az-Zukhruf :
26-28)
"Artinya : Katakanlah (Muhammad) : 'Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada
suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ;
hendaklah kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu
apapun dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka
: 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri
kepada Allah)". (Ali 'Imran : 64)
Firman Allah Ta'ala.
- "Artinya : Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu
sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang
beriman". (At-Taubah : 128)
Firman Allah Ta'ala.
- "Artinya : Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah
kepada Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan
supaya mereka mendirikan Shalat serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah
tuntunan agama yang lurus". (Al-Bayyinah : 5)
Firman Allah Ta'ala.
- "Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk
melakukan shiyam, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu,
agar kamu bertakwa". (Al-Baqarah : 183)
Firman Allah Ta'ala.
- "Artinya : Dan hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu
(bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang
mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak memerlukan
semesta alam". (Al 'Imran : 97)
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa Ilaaha Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman. Rukun Iman ada enam, yaitu :
- Iman kepada Allah.
- Iman kepada para Malaikat-Nya.
- Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
- Iman kepada para Rasul-Nya.
- Iman kepada hari Akhirat, dan
- Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu : Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta ini adalah diketahui, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala)
- "Artinya : Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu
(dalam shalat) ke arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang
sebenarnya ialah iman seseorang kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat,
Kitab-kitab dan Nabi-nabi...". (Al-Baqarah : 177)
- "Artinya : Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan
qadar". (Al-Qomar : 49)
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu :
- "Artinya : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu
melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu".
(Pengertian Ihsan tersebut adalah penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan
oleh Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anhu, sebagaimana akan disebutkan).
- "Artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan
orang-orang yang berbuat ihsan". (An-Nahl : 128)
- "Artinya : Dan bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang. Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat)
perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Asy-Syu'araa : 217-220)
- "Artinya : Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari
Al-Qur'an yang kamu baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak
lain kami adalah menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya". (Yunus : 61)
- "Artinya : Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih
pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda
sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun di antara kami yang
mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, dengan menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau serta
meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata : 'Ya
Muhammad, beritahulah aku tentang Islam', maka beliau menjawab : 'Yaitu :
bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah
Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan
Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan
perjalanan ke sana'. Lelaki itu pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kata Umar :
'Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan
beliau. Lalu ia berkata : 'Beritahulah aku tentang Iman'. Beliau menjawab :
'Yaitu : Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat, serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang
buruk'. Ia pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kemudian ia berkata : 'Beritahullah
aku tentang Ihsan'. Beliau menjawab : 'Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam
keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu'. Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang hari
Kiamat. Beliau menjawab : 'Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih
tahu dari pada orang yang bertanya'. Akhirnya ia berkata : 'Beritahulah aku
sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu'. Beliau menjawab : Yaitu : 'Apabila ada
hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat orang-orang tak
beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala domba saling
membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi'. Kata Umar : Lalu
pergilah orang laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja dalam waktu yang
lama, sehingga Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang
bertanya itu ? Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau pun
bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan
urusan agama kalian". (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Iman,
bab 1, hadits ke 1. Dan diriwayatkan juga hadits dengan lafadz seperti ini dari
Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Iman, bab 37, hadits ke
1.)
1. Disebut hadits jibril, karena jibril-lah yang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman dan masalah hari Kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum muslimin tentang masalah-masalah agama.
No comments:
Post a Comment