"Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar terhadap
kejahatan mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan
manusia dan tidak sabar terhadap kejahatan mereka".[1]
Maka, daulah Islamiyah -tidak
diragukan- sebagai sarana untuk menegakkan hukum Allah di bumi, dan bukan
tujuan.
Dan termasuk hal yang mengherankan
telah menimpa kepada sebagian da'i yaitu: Mereka memberikan perhatian kepada
perkara-perkara yang tidak mampu dilaksanakan dan meninggalkan kewajiban yang
mudah bagi mereka untuk melaksanakannya!! Yaitu dengan berjihad melawan hawa
nafsu mereka sebagaimana yang dikatakan oleh seorang da'i muslim yang memberi
wasiat kepada para pengikutnya dengan ucapannya :
"Tegakkanlah daulah Islam dalam
diri-diri kalian, niscaya akan tegak daulah Islam itu di bumi
kalian".
Meskipun bersamaan dengan itu,
kami mendapati kebanyakan dari pengikutnya menyelisihi wasiat itu, mereka
menjadikan puncak da'wah mereka adalah mengesakan Allah 'Azza wa Jalla dalam hal
hukum, dan mereka mengistilahkan hal itu dengan istilah yang terkenal:
"Al-Hakimiyah untuk Allah". Tidak ragu bahwa hukum adalah milik Allah semata,
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal itu atau dalam hal lainnya. Akan tetapi
sebagian mereka termasuk orang yang taklid kepada madzhab di antara
madzhab-madzhab yang empat pada saat ini, kemudian ketika didatangkan kepadanya
As-Sunnah yang jelas dan shahih, dia berkata: "Ini menyalahi madzhabku!". Maka
dimanakah kebenaran berhukum dengan apa-apa yang Allah turunkan dalam hal
mengikuti sunnah?!. Dan di antara mereka didapati termasuk orang-orang yang
beribadah kepada Allah mengikuti tarikat-tarikat shufiyah!. Maka dimanakah
kebenaran berhukum dengan apa-apa yang Allah turunkan dalam hal tauhid?!
Sehingga mereka menuntut dari orang lain apa-apa yang tidak mereka tuntut dari
diri mereka sendiri.
Sesungguhnya termasuk hal yang
sangat mudah sekali bagi kamu adalah menerapkan hukum dengan apa-apa yang Allah
turunkan dalam hal aqidah, ibadah dan akhlak dalam hal mendidik anak-anakmu di
rumah, dalam hal jual belimu, sementara itu termasuk hal yang sangat sulit
sekali adalah engkau memaksakan atau menyingkirkan penguasa yang dalam
kebanyakan hukum-hukumnya berhukum dengan selain apa-apa yang Allah turunkan.
Maka mengapa engkau meninggalkan hal yang mudah dan mengerjakan hal yang
sulit?
Hal ini menunjukkan kepada salah
satu di antara dua kemungkinan, kemungkinan pertama buruknya pendidikan dan
bimbingan, kemungkinan kedua disebabkan buruknya aqidah yang mendorong mereka
sehingga lebih memperhatikan apa-apa yang mereka tidak sanggup untuk
merealisasikannya daripada memperhatikan apa-apa yang masih dalam batas
kesanggupan mereka.
Pada saat ini, saya tidak melihat
kecuali menyibukkan diri untuk mengadakan tashfiyah dan tarbiyah serta
menda'wahi manusia kepada aqidah dan ibadah yang benar. Semuanya itu sesuai
dengan batas kemampuannya masing-masing. Allah tidak membebani seseorang kecuali
sesuai dengan kesanggupannya.
Alhamdulillah Rabbil 'alamin,
Shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan
keluarganya.
[1] Hadits Shahih diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (2507),
Ibnu Majah (4032), Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (388), Ahmad (5/365), dari
hadits syaikh di antara para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah
(939)
No comments:
Post a Comment